السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
بسم الله، الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله وصحبه ومن تبع هداه ووالاه، أما بعد:
Dakwah seorang da’iyah akan menjadi lebih ringan diterima masyarakat ketika ia dapat membuktikan dirinya sebagai sosok aplikatif dari nilai-nilai Islam. Karena dia dapat menunjukkan sikap-sikap keteladanan yang lebih mudah untuk difahami, diterima, dan diikuti oleh masyarakat. Oleh karena itu syiar bagi da’iyah adalah “Ashlih nafsaki wad’u ghairaki” (perbaikilah dirimu dan serulah selainmu). Syiar ini menunjukkan bahwa hendaknya seorang da’iyah sebelum menyeru kepada orang lain ia sendiri sudah berusaha mengamalkannya. Sehingga seruannya tidak akan diremehkan dan disamping itu ia pun akan dapat memperkaya dan memperkuat seruannya dengan pengalaman dalam mengaplikasikannya.
Ingatlah bahwa da’iyah bukan hanya sekadar juru penerang, penyeru, dan pembawa hidayah tetapi juga sebagai dalil bagi masyarakat dalam berperilaku. Dengan kata lain perilaku da’iyah akan dijadikan sebagai sebuah alasan dan dalil bagi masyarakat dalam mengikutinya. Oleh karena itu da’iyah harus bisa menjadikan dirinya sebagai cermin dan contoh yang baik bagi masyarakat.
Rasulullah SAW bersabda,
“Seorang mukmin itu adalah cermin bagi saudaranya yang beriman.”Itulah sebabnya perilaku baik ataupun buruk dari seorang da’iyah akan menjadi cermin yang memantul pada perilaku masyarakat. Wajarlah jika Fudhail bin ‘Iyadh mengatakan "tegakkanlah daulah (Islam) di hatimu niscaya ia akan tegak di atas bumimu."
Akhwat da’iyah yang dimuliakan Allah
Rasulullah SAW telah mempersiapkan para sahabatnya agar memiliki pribadi teladan yakni Al Syakhshiyah Al Qudwah. Dan seharusnya pribadi tersebut dimiliki oleh setiap da’iyah sebelum melakukan seruan dakwahnya. Pribadi ini mencakup antara “Hablum Minallah dan Hablum Minannas”.
Akhwat da’iyah yang saya cintai dan hormati
Kita sebagai akhwat diberikan anugerah oleh Allah berupa kelembutan dan kasih sayang yang lebih besar daripada yang diberikan kepada ikhwan. Anugerah ini merupakan modal dan potensi yang menguntungkan dalam merekrut masyarakat ke dalam lingkaran dakwah kita. Merekrut masyarakat harus dilandasi oleh kelembutan dan kasih sayang yang besar. Sehingga kita memiliki kepedulian terhadap permasalahan mereka, baik permasalahan moral maupun materi.
Dengan kepeduliannya kepada masyarakat dai’yah rela mengorbankan jiwa dan hartanya untuk menyelesaikan problematika hidup masyarakat yang ada di lingkungannya. Pengorbanan jiwa bisa dilakukan dengan berlapang dada, mengalah, memaafkan kesalahan, menghormati, menghargai tetangga dan masyarakat di lingkungannya. Allah berfirman, “Maka disebabkan rahmat dari Allah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras, lagi berhati kasar tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu ……” (QS.3:159)
Sedangkan pengorbanan materi bisa berupa aksi-aksi sosial seperti memberi hadiah, bakti sosial, khitanan massal, santunan anak yatim, pengobatan gratis, pembagian sembako, santunan untuk fakir miskin dan janda, menggalang gerakan orang tua asuh untuk anak-anak fakir miskin dan lain-lain. Untuk melakukan aksi-aksi sosial ini para da’iyah hendaknya pandai membina dan menjalin hubungan dengan para donatur, kerja sama dengan para sponsor, serta pandai menghimpun dan memberdayakan potensi masyarakat.
Akhwat da’iyah yang berbahagia
Dalam kondisi krisis ekonomi ini, masyarakat sangat membutuhkan kepedulian da’iyah untuk menyelesaikan persoalan kebutuhan ekonomi mereka. Maka keteladanan akhwat da’iyah dalam merekrut masyarakat sebagai massa dakwah semakin sempurna ketika sudah dapat memadukan keberadaan kepribadian “Al Syakhshiyah Al Qudwah” yang meliputi hablum minallah dan hablum minannas. Dengan keteladanan yang sempurna tersebut akan menjadi orang yang paling dicintai Allah sebab Rasulullah bersabda, “Orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain”.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُوْا اللهَ لِيْ وَلَكُمْ - والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته
--Seri Taujihat Ri’ayah Ma’nawiyah by kaderisasi PKS--
0 komentar:
Posting Komentar