INFO

DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.

Cerita setelah mbantuin qurban

Written By Informasi singkat tentang saya on Kamis, 20 Desember 2007 | 19.21

Baru kali ini setelah bergabung dengan temen-temen PLASMA-YDSF (www.ydsf.or.id) aku ikut terjun ke lapangan "mengamankan" pelaksanaan qurban. Yah, meski tidak seribet yang diceritakan oleh kejadian tahun lalu, minimal kontribusi untuk membantu pelaksanaan acara ini ada lah. Daripada tidak sama sekali? dan ngendon di rumah?

Kepalaku sebenarnya terasa berat dan seringkali susah tidur belakangan ini. Entah kenapa, tapi sepertinya terlalu banyak yang kupikirkan, karena Pe-eR-Pe-eR ku masih banyak. Garapan organisasi, kantor, skripsi, dan lainnya. Tapi yah, sebuah konsekuensi lah, ketika seseorang siap dengan lebih dari satu amanah.

Upaya membantu di kegiatan bagi-bagi daging kurban kepada 1.000 tukang becak dan 500 warga sekitar IAIN Sunan Ampel Surabaya minimal cukup membuat syarafku agak-agak rileks. Subhanallah, betapa mereka lebih membutuhkan itu. Kegiatan sempat terhenti sih, di tengah-tengah karena masih harus menunggu jemputan daging dari tempat yang lain. Karena dari 100 ekor kambing hanya 20 ekor kambing yang disembelih di tempat itu. Selebihnya di tempat yang lain.

Suasana langit semakin sore semakin menunjukkan suasana yang mendung. Seorang pengaman diposku dan seorang security IAIN bercerita terkait dengan kejadian yang ada di lapangan.

"Makane mbak, aku iku gak geleme kon mbagi ngene iku yo ngono kuwi lho mbak." kata sang pengaman.

Awalnya aku tidak terlalu memperhatikan, tapi ungkapan itu terdengar di telingaku di tengah-tengah suara lagu hiburan yang dinyanyikan oleh grub band lokal IAIN. Cerita pun mengalir. Dan ternyata berkeluh kesah mengenai fakta di lapangan terkait dengan pembagian kupon kepada masyarakat. Tiap RT diberikan sebanyak 20 kupon oleh pihak JTV (penyelenggara utama acara), dan diminta masing-masing ketua RT membagikan kepada warganya yang memang membutuhkan. Ternyata, fakta di lapangan ada yang mengeluh tidak diberi kupon padahal dia lebih "miskin" daripada yang diberi.

Indonesia... oh Indonesia...
Meksi bencana di mana-mana, dakwah dilakukan dengan gencar, masih tidak sedikit orang yang belum menggunakan amanahnya dengan baik. Tidak semua memang ketua RT yang begitu. Namun, kasihan juga sih, ketika mendengar cerita itu. Cerita yang sebenarnya sudah menjadi cerita klasik. Tapi apa boleh buat, aku cuman membantu kantor untuk mengamankan berjalannya acara. Memastikan bahwadaging kurban diberikan sesuai dengan jumlah kupon yang ada.

Acara berlangsung cukup lama. Sekitar jam 10.00 pagi sampai jam 15.00. Terlihat langit sudah mendung dan titik-titik hujan sudah pada berjatuhan ingin mendinginkan bumi. Akupun pulang dengan menggunakan "kuda besiku" dengan seorang teman. Meski agak mengantuk, aku harus terus sadar bahwa nyawaku hanya satu dan aku membawa orang.

Allah Kuatkan Fikirku...

0 komentar:

Posting Komentar