INFO

DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.

Make Life Is Good

Written By Informasi singkat tentang saya on Kamis, 20 Desember 2007 | 15.56

Seperti warna pelangi, ada merah, kuning, hijau, biru, dan sebagainya. Kalau saya ingat di waktu SMP dulu, warna dasar itu hanya ada tiga. Merah, Kuning, dan Biru saja. Jika kita melihat gambar di samping, gambar pelangi juga terdiri dari tiga warna dasar itu. Namun, setelah diramu dan warna-warna tersebut dicampur, akan menghasilkan warna-warna yang cantik. Berkali-kali kita akan mengucapkan kalimat tasbih kepada Allah, sebagai tanda syukur dan takjubnya kita pada satu kata "pelangi".

Begitu juga dengan warna-warni yang menghampiri manusia. Setiap manusi, tidak akan pernah terlepas dari yang namanya warna-warna kehidupan. Entah warna itu konflik, masalah, ujian jabatan, keluarga, musibah, kekayaan, keluarga, dan sebagainya. Semua pasti ada warnanya. Dan warna itu tidaklan hanya satu. Seperti pelangi pula, ketika satu warna itu dipadukan dengan warna lain, maka akan menghasilkan warna yang indah. Warna indah yang muncul tergantung si penikmat. Apakah warna-warna baru itu dinikmati dengan tersenyum dan indah ataukah sebaliknya. Semua mengarah kepada persepsi seseorang dalam memandang dan melihatnya.
Setiap persoalan hidup yang kita hadapi tentu dapat kita rasakan sebagai sebagai sebuah kenikmatan tersendiri, jika kita menikmati dan merasakannya sebagai ujian dari Allah dan bentuk kasih sayang-Nya kepada hamba-hambaNya. Sebaliknya, jikalau kita memaknai berbagai persoalan yang kita hadapai adalah karena kita menikmatinya sebagai sebuah bentuk "kekejaman dan ketidakcintaan" Allah kepada hamba, maka itu pulalah yang kita rasakan.
"Allah adalah apa yang hamba persangkakan". Seperti apa Allah itu, kita sendirilah yang mempersepsikan dan menyakininya. Tentu yang dimaksud di sini bukan wujudnya. Akan tetapi bentuk nyata kasih sayang, rahmadnya dan dari ciptaan-Nya. Karena kita tidak bisa dan tidak boleh membayangkan atau mempersikan wujudnya Allah.

Berbagai tekanan hidup, persoalan rumah tangga, permasalahan umat, konflik interpersonal, konflik intrapersonal, dan sebagainya cukup akan membuat kita menghabiskan energi untuk memikirkannya jikalau kita tidak memiliki coping stress yang cukup bagus. Persoalan kecil akan menjadi besar dan menghabiskan energi kita, lalu bisa menghambat kinerja kita akan terjadi ketika kita tidak mampu memiliki kemampuan pertahanan diri untuk menghadapi setiap persoalan yang terjadi. Kepala tiba-tiba pusing, otak sulit konsentrasi dan blank, ditanya tidak nyambung, ditanya ini dijawab itu, merupakan tanda-tanda orang yang stress dalam menghadapi sebuah persoalan.

*****

Let's Make Life is Good.

Kalimat itulah yang cukup membuatku terbuka dan akhirnya bisa senantiasa tersenyum ketika menghadapi setiap persoalan yang ada. Ketika harus diamanahi menjadi seorang Pjs Ketua Umum SKI. Yang cukup membuatku tidak bisa tidur dan terasa berat waktu itu. Ketika kondisi para pasukannya mulai bertebaran dan berlarian ke sana ke mari, di saat konflik muncul. Rasa-rasanya tidak kuat kepala menahan itu semua. Di saat harus mengumpulkan sekian orang untuk diadakan gathering dan ternyata kader yang sudah "bagus" menurut persepsiku tidak cepat merespon, cukup membuatku jengkel dan sebel. Tapi subhanallah, tidak ada jalan yang tertutup bagi setiap hamba yang memohon petunjuk-Nya. Di tengah-tengah kesetressan dalam amanah-amanah dakwah, aku pun termenung, perbanyak istighfar dan senantiasa munajat kepada-Nya untuk diberikan kekuatan.

Karena terus teringat akan kisah sahabat Rasul, Umar bin Khottob ketika beliau wafat ketika terbunuh dalam sebuah peperangan oleh seorang Quraisy. Sebelum beliau wafat, kalimat yang ia tanyakan adalah "Apakah rakyatku ada yang menderita karena aku pimpin?" dan salah seorang sahabat menjawab, "Tidak ada.". Da akhirnya beliaupun wafat dengan tersenyum. Karena pasalnya ia tidak meninggal sebagai pemimpin yang "mendzolimi" rakyatnya, akan tetapi ia wafat karena terbunuh oleh seorang musyrik Quraisy. "Ya Allah, aku takut aku sebagai Pjs, nantinya akan mendzolimi mereka. Karena sekarang saja kondisinya begitu tidak menentu."
Belum lagi, berbagai persoalan di amanah lain muncul. Keluarga, curhat-curhatan dari saudara yang megalami kekecewaan, dan sebagainya, semuanya menumpuk di memori dan di otak. Karena Allah pulalah akhirnya otak diberikan insight . Let's Make Life is Goooog! Kalimat itulah yang kemudian membuatku tersenyum kembali dan senantiasa untuk bisa selalu tersenyum dalam keadaan bagaimanapun. Terutama sedih sekalipun. Rasa-rasanya dengan kalimat itu, aku pun menjadi mudah untuk mengangkat kepalaku dan memandang sebuah keoptimisan ke depan.

Setiap manusia tidak akan pernah terlepas dari konflik. Karena konflik adalah sebuah keniscayaan/sunnatullah datang menghampiri setiap manusia yang terlahir di dunia ini. Manusi yang berani, dia akan menjadikan konflik sebagai teman kesehariannya. Terbiasa untuk menghadapai dan menjalin persahabatan dengan konfli. Dan dia justru akan tersenyum dan tersenyum ketika seorang saudara datang dan menyampaikan ada keluh kesah mengenai persoalan yang dihadapi.

Setiap konflik akan mampu melatih kedewasaan kita dalam berpikir. Karena persoalan atau ujian muncul karena termasuk pendidikan hidup dari Allah dengan kurikulum yang tak terbatas. SKS yang tak terhingga, dan nilainya disimpan dan dicatat oleh malaikat. Hanya bisa kita ketahui dan kita lihat hasilnya di akhirat kelak. Karena inilah yang membuat kita penasaran dan seharusnya menaruh keyakinan kuat pada Allah, bahwa hanya kepada-Nya kita semua akan kembali.

Let's Make Life is Good... ^_^

0 komentar:

Posting Komentar