INFO

DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.

Teruslah berjalan hingga kamu merasa sudah tidak ada kekuatan lagi untuk berjalan!

Written By Informasi singkat tentang saya on Sabtu, 29 Maret 2008 | 19.58

Menarik, ketika Jumat (28/3) lalu peristiwa di kantor. Seperti biasa hari Jumat adalah hari di mana program Inspiring Day (klo guyonanannya temen-temen kantor, sepiring day). Meski program baru di kantor, namun dirasa cukup untuk mendekatkan rasa kekeluargaan dan ukhuwah diantara karyawan.

Peristiwa Jumat lalu, sebenarnya hal biasa. Namun, oleh kita-kita dibuat berbeda. Karena adanya momen "pelepasan" salah seorang relawan yang masa kontraknya segera habis, yaitu akhir Maret ini. Okey, di sini saya tidak akan banyak mengulas soal itu. Ada satu hal yang kemudian ingin saya tuliskan di sini terkait dengan apa yang disampaikan oleh salah seorang Asdir di kantor kami. Beliau memberikan sebuah cuplikan film, yang saya pun tidak tahu dan tidak bertanya apa judul film itu.

Cuplikan film berkisah sebuah tim pemain baseball (klo tidak salah) yang bernama Giants. Tim ini bisa terbilang tim yang kader-kadernya banyak yang kurang mumpuni dalam bidangnya. Rada-rada susah di atur sama pelatihnya. Hingga suatu saat, ada berita akan diadakan perlombaan untuk meraih juara tingkat daerah. Sang pelatih pun akhirnya berusaha keras untuk melatih para anak buahnya.

Seringkali sang pelatih memberikan bimbingan rohani pula kepada anak buahnya. Dalam bimbingannya, sang pelatih pun sering mengingatkan kepada anak buahnya bahwa semuanya adalah kehendak Tuhan, sehingga kita semua harus memuji dan bersyukur kepada-Nya. Keberhasilan sebuah kemenangan pun juga berasal dari Tuhan. Dan satu pertanyaan yang kemudian ditanyakan sang pelatih dan semuanya terdiam adalah, "untuk siapa kalian hidup?".

Meski wajah para anak buahnya nampak sekali tak terlalu suka dengan itu semua, sang pelatih merasa optimis dan yakin atas apa yang disampaikannya.
***

Pada suatu latihan, seperti biasa anak buahnya diharuskan latihan merangkak, tangan di bawah, kaki diangkat, dan di atasnya ditumpangi oleh orang lain. Dan mereka diminta untuk berjalan secepatnya. Nampak salah seorang anak buah yang bernama Brock. Anak dengan berat badan yang berlebih ini, seringkali diejek oleh teman yang lainnya. Dia dijadikan ketua tim oleh sang pelatih, namun teman-temannya nampak kurang menyukainya.

Akhirnya, sang pelatih pun meminta dia untuk latihan, mata ditutup, dan satu anak menunggangi di atas badannya (dengan berat badan 73 kg). Brock diminta untuk berjalan merangkak dengan siku kaki diangkat dengan start awal ujung lapangan (luas lapangan kurang lebih sama dengan luas lapangan sepak bola). Brock pun berkata, "paling aku hanya basa 30 yard.". Sang pelatih pun berkata, "aku ingin kau sampai 50 yard.". Dan berkali-kali Brock mengatakan, "aku tidak bisa pelatih. Aku tidak bisa sampai segitu." Dan sang pelatih pun kembali memotivasinya, "berikan usaha terbaikmu untukku."

Akhirnya, sang pelatihpun memaksanya untuk bersedia menjalani latihan itu dari ujung lapangan. Sang pelatih pun, nampak tak habis-habisnya mengatakan, "Brock, berikan usaha terbaikmu. Aku ingin usaha terbaikmu Brock. Kamu adalah pemimpin!". Namun, nampak Brock begitu kelelahan, hingga akhirnya Brock pun berkata, "Pelatih, aku tidak kuat lagi. Sudah sampai berapa aku pelatih?". Dan sang pelatih, "Brock, kamu adalah pemimpin. Berikan usaha terbaikmu Brock. aku ingin usaha terbaikmu. Hiraukan kamu sudah sampai mana, berikan usaha terbaikmu. Lakukan terus Brock, hingga kamu sudah tidak punya tenaga lagi untuk berjalan."

Motivasi-motivasi yang keras terus diucapkan sang pelatih. Namun, sekali lagi Brock kembali mengatakan, "Sakit." dan akhirnya Brock pun berhenti sejenak, dan dia bilang, "aku butuh istirahat pelatih. Sakit." Namun, sang pelatihpun tidak mengijinkannya, "Brock, berikan usaha terbaikmu. Masih 50 langkah lagi. Berikan usaha terbaikmu dan jangan berhenti sebelum kamu merasa sudah tidak ada energi lagi untuk berjalan. Brock....". Sang pelatih terus saja menyemangati, dan berulangkali pula Brock mengatakan, "Sakit."

Hingga akhirnya, Brock mengatakan, "aku sudah tidak kuat lagi..." Dan ternyata, apa kata pelatih? "Brock, kamu tahu berapa panjang kamu berjalan. Sekarang kamu sampai di ujung lapangan."
***

Subhanallah... sebuah film yang cukup bagus untuk diambil ibrohnya. Betapa kita seringkali mudah mengatakan, "aku capek, aku lelah, aku tidak bisa, aku tidak mampu". Padahal... sebetulnya kita sendiri masih banyak energi atau kekuatan yang masih harus digunakan semaksimalnya.

Kita tahu bahwa, manusia diperintahkan untuk teruslah bekerja, karena Allah dan Rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu itu. Dalam artian memang kita diminta untuk beramal sebaik mungkin dan semaksimal mungkin. Kalau dalam cuplikan film itu, jangan berhenti sebelum kamu merasa sudah tidak punya kekuatan/energi lagi.

Sesungguhnya Allah juga memberikan amanah dan ujian kepada hamba sesuai dengan kemampuan kita. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa sejauh mana kemampuan kita? apakah ketika kita merasa lelah berarti hanya sampai di situ sajalah kemampuan kita? Lalu, bagaimana pula dengan adanya janji Allah, bahwa ujian itu disesuaikan dengan kapasitas masing-masing orang. Dalam hal ini, pemikiran saya adalah bahwa ketika seseorang lulus ujian, maka dia akan diberikan ujian yang lebih tinggi tingkatannya. Begitu seterusnya. Dan faktor penyumbang terbesar adalah kekuatan ruhiyah, hubungan vertikal kita kepada Sang Penggenggam Jiwa.

Ini berarti, bisa saya katakan, sebenarnya kemampuan atau kekuatan kita itu bisa jadi tak terbatas. Karena dengan kondisi kita saat ini, diberikan ujian Allah X misalnya dan ternyata lulus, maka kita akan naik ke jenjang berikutnya. Dan begitu seterusnya. So, kenapa kita sangat mudah mengatakan, "sakit", "aku tidak kuat lagi?" Sudah benarkah apa yang kita katakan itu? Karena terkadang atau sering manusia lebih memilih berada pada kondisi yang perlu dikasihani dan dimaafkan. Kondisi yang enak dan sebenarnya belum maksimal.

0 komentar:

Posting Komentar