" Kamu pasti bisa. Sesungguhnya skripsi yang sesungguhnya adalah ketika karya kita ditaruh di toko-toko buku " sambil tersenyum dia mengatakan itu.
Kalimat itulah yang masih kuingat padamu. Ketika mataku berkaca-kaca karena merasakan pusingnya menyelesaikan tugas akhirku. Kondisi keharusan selesai semester waktu itu dan konsekuensi penurunan standart mutu tugas akhirku harus kulakukan. Tugas kantor bertambah banyak. Kebetulan waktu itu kami ada proyek kerjasama dengan perusahaan nasional di negeri ini. Kerjasama sosial dalam serangkaian acara bertemakan "Pekan Bakti Kesehatan Sampoerna". Teman-teman biasanya menyebut dengan istilah PKS dikala mengundang rapat atau koordinasi.
Di ujung waktu kegiatan ini, akupun hanya termenung dan pikiranku serasa tertimpa sebuah beban yang cukup berat. Maklum waktu itu konsep yang harus dipikirkan otakku cukup lumayan memeras energi. Apalagi tugas akhir yang kurang ini dan itu, masih ngurus ini dan itu untuk lulus, ngonsep di organisasi, dan sebagainya.
Teman sejati adalah ikut merasa senang ketika saudaranya senang dan sedih ketika saudara juga dalam kondisi kesedihan. Begitulah kira-kira. Bagiku dia adalah teman yang baik dan partner yang menyenangkan bagiku. Banyak hal yang kudapatkan dari dia terutama ketika aku dalam kondisi stress abiz.
Teringat lagi waktu itu, malam hari ba'da magrib, kitapun membuat janji untuk saling bertemu di sebuah rumah makan. Bagiku harga di rumah makan itu untuk sekarang masih cukup mampulah jikalau hanya untuk membayarkan biaya makan berdua saja. Barangkali ketika masa mahasiswa yang belum mandiri ekonomi dulu, mungkin cukup mahal. Tapi alhamdulillah, belum lulus sudah dapat kerja, dan memang ujian orang yang memiliki harta adalah memberi.
Kubiarkan dia pesan apa yang dikehendakinya. Kita pun berbincang-bincang persoalan yang kuhadapi dan sesekali dia pun sharing atas apa yang pernah menimpanya. Usianya yang sudah menginjak 30 ke atas itu, tidak nampak di wajahnya bersedih karena jodoh yang tak kunjung menyapanya. Perbincangan akhirnya selesai sekitar pukul 20.00 lebih. Meskipun makan malam itu dirasa begitu saja, namun melalui dia Allah memberikanku pertolongan berupa terbukanya pikiranku dan minimal sedikit meringankan pikiranku yang terkadang keinginan untuk mencapai kesempurnaan suatu tugas itu seperti sebuah keharusan untuk diraih. Yang akhirnya terkadang atau sering membuat pikiranku berat sendiri dan mengalami stagnasi dalam berpikir.
Namun, Ya Allah... kini dia jatuh sakit. Allah telah mengujinya dengann beberapa penyakit yang menimpanya. Aktivitasnya pun kini terhenti. Setelah aku meraih gelar Sarjana senyumnya dan cerita-ceritanya sudah tak kudengar lagi. Orang yang senantiasa mengingatkanku untuk senyum setiap saat ini, akhirnya harus beristirahat beberapa bulan lamanya. Awalnya penyakit tipes yang dideritanya. Setelah kurang lebih satu bulan lamanya, perkembangan baik meliputi hati-hati kami dan keluarga. Namun, sejalan dengan itu, perkembangan buruk pun juga turut menyusul. Kabarnya dia diuji Allah dengan penyakit lain, yakni paru-parunya sakit. entah bronkitis atau apalah, dan juga liver. Ya Allah...
Namun, alhamdulillah akupun turut tersenyumm ketika aku dan teman-teman bisa menjenguknya di rumah. Dengan nafas tersengal-sengal dia pun masih tetap mau bercerita dan tersenyum lebar sewaktu mendengat cerita-cerita dari kami semua. Satu kalimat yang dia ungkapkan kepada kami sewaktu kami menjenguknya adalah, "alhamdulillah kalian ke sini. Karena biasanya yang ke sini hanya wajah-wajah keluarga saja" tandasnya sambil tersenyum. Kurang lebih 1 jam, kita bercanda dan bercerita menghiburnya. Kita pun akhirnya berpamitan dengan dia yang sudah nampak kurus itu.
Di perjalanan, kami semua yang ikut menjenguk ternyata mendapatkan SMS yang sama. "Jazakumulloh. habis ini gentian teler. mau periksa".
“Aku memohon kepada Allah yang Maha Besar, aku memohon kepada Allah yang Maha Besar, Tuhan 'Arsyi yang Maha Agung, mudah-mudahan Dia memberikan kesembuhan kepadamu”
Untuk mbak Menik, semoga Allah memberikanmu kesabaran dan kesembuhan. Dan mudah-mudahan ujian sakit ini sebagai penebus dosa dan pengurang dosa. Teman-teman kantor menanti kesembuhamu dan cerita-cerita darimu. Terutama Pak Aries yang lagi bingung, partnernya sakit :)
0 komentar:
Posting Komentar