
Lakukan saja percobaan berikut, jika Anda belum pernah melakukannya. Atau jika malas mencoba cukup membaca saja ya tulisan ini.
Air dan minyak (goreng) akan bisa bercampur, ternyata ada bahan lain yang mampu menyatukannya, yakni putih telur. Apabila Anda ingin mencobanya, tinggal mengambil sebuah botol yang diisi air (tidak penuh, secukupnya saja), lalu minya (goreng) yang akan dicampur, dan telur (ambil putih telurnya). Setelah air dan minyak dimasukkan ke dalam botol, masukkan putih telur, lalu kocok kurang lebih 1 menit saja. Dan lihat hasilnya. Maka minyak dan air akan bercampur. Tentu dengan perubahan warna.
***
Kita tidak h

Mungkin kita adalah seorang aktivis dakwah, mungkin juga hanya seorang karyawan di sebuah perusahaan/lembaga/organisasi, atau kita adalah atasan di sebuah instansi. Apapun itu dan dimanapun kita berada, tidak menafikan pastilah mendapati kondisi yang namanya konflik. Baik disebabkan oleh persoalan personal maupun sistem yang ada. Mengambil cerita percobaan di atas, bahwa putih telur ternyata mampu mempersatukan air dan minyak. Dalam istilah fisika, puti telur disebut sebagai emulgator.
Dalam kondisi kehidupan sehari-hari, kita bisa juga menjadi emulgator-emulgator di lingkungan kita berada. Konflik menyebabkan perpecahan, sebaliknya perdamaian menimbulkan persatuan. Di sini kita tidak akan membahas konflik yang disebabkan adanya sistem yang memang dirancang. Akan tetapi, lebih pada persoalan yang disebabkan oleh personal.
Kadangkala kita mendapati karakter orang yang cukup sulit untuk diajak negosiasi karena saking kakunya. Konvensional, begitulah kira-kira kebanyakan orang mengatakan. Ada pula yang mudah untuk diajak negosiasi. Selain itu, terkadang konflik bisa saja dipicu oleh persoalan sepele. Atau hal lainnya.
Sadar konflik perlu dicairkan
Ketika kita menyadari bahwa konflik yang mengarah pada hal destruktif, maka hal ini perlu adanya alarm untuk mengembalikan pada jalan yang benar. Apabila hal ini terjadi dalam sebuah organisasi, maka konflik yang justru mengarah pada desktruktif akan dapat merusak tatanan yang ada. Dan yang lebih fatal adalah visi misi yang hendak dituju tidak akan tercapai. Dan pembubaran organisasi bisa saja terjadi.
Untuk menjadi seorang emulgator dalam organisasi perlu SINAPS untuk melakukannya. Kita tahu arti SINAPS sendiri merupakan penghubung antara sel saraf satu dengan lainnya. Semakin banyak sinaps-sinaps ini maka anak bisa lebih cerdas. Dalam hal ini, kita tidak membahas SINAps dalam artian sebenarnya. Hanya sebuah kepanjangan saja.
Sadar. Bahwa kita haruslah sadar ketika konflik datang yang sifatnya desktruktif harus segera dicairkan. Tidak boleh berlama-lama dibiarkan.
Inisiatif. Bahwa kita harus memiliki inisitif dan keberanian untuk berbuat. Memutuskan menjadi seorang emulgator memang tidak mudah. Sadar, akan tetapi tidak adanya inisatif, itu hanya menjadi perasa dan penonton saja. Memiliki inisiatif akan tetapi tidak menyadari bahwa konflik desktruktif harus segera dicairkan akan menjadi salah kaprah.
Niat. Bahwa kita harus meniatkan semua itu untu kebaikan organisasi dan bersama.
Angkat bicara. Bahwa kita harus angkat bicara, mencoba mengingatkan kembali pentingnya kerjasama untuk mencapai visi misi bersama.
energi PoSitif. Bahwa kita haruslah senantiasa menyebarkan energi positif di lingkungan sekitar. Sekalipun konflik itu sebuah keniscayaan yang pasti selalu mengintai, akan tetapi apabila mampu dimanage/diatur, maka dapat menciptakan kondisi yang konstruktif.
0 komentar:
Posting Komentar