INFO

DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.

Bapak-Ibu Guru pilih kelompok siswa yang mana?

Written By Informasi singkat tentang saya on Sabtu, 23 Mei 2009 | 13.27

Saya teringat akan sebuah cerita dari salah seorang dosen tamu di kampus. Pengalaman dan pengetahuannya tak perlu diragukan lagi bagi saya. Beliau pernah bercerita sewaktu memberikan ceramah di depan sejumlah peserta yang semuanya adalah para guru. Guru dari sekolah umum dan Islam. Pak Dosen itu kemudian bertanya kepada para guru tersebut.

"Bapak Ibu sekaliyan. Saya mau bertanya kepada Anda semuanya. Menurut Bapak-Ibu guru, Anda lebih memilih mana apabila ada dua kelompok murid. Kelompok pertama, anaknya pintar-pintar. Kalau diberi tugas, pasti mereka selesaikan sesuai dengan penugasan yang diberikan. Pokoknya manut-manut semua." cerita Bapak Dosen itu...

Sambil diam sejenak, Bapak Dosen kembali melanjutkan ceritanya. "Sedangkan kelompok kedua..." katanya. "Mereka justru sebaliknya. Sudah bodho-bodho (bodoh_red), diberikan tugas jarang dikerjakan, dikasih tahu susah, dan lain-lain."

"Kira-kira Anda semua sebagai guru milih yang keompok mana?" tanya Bapak Dosen.

Setelah Bapak Dosen bertanya di depan forum, Bapak Dosen pun terkejut.

Kira-kira kalau Anda menjadi guru pilih kelompok yang mana?







Kenapa Bapak Dosen terkejut?Karena hampir seluruhnya para guru menjawab memilih kelompok pertama. Bapak Dosen pun lantas berkata, "Anda-Anda itu tidak pantas jadi guru!"

"Gleg!"

"Kenapa?" lanjutnya, " Karena guru adalah seorang pendidik. Pendidik itu mendidik siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa. Dari tidak bisa berhitung menjadi bisa berhitung. Dari bodoh menjadi pandai. dan seterusnya."

***

Yap, sekilas saja flasback cerita masa lalu. Sewaktu masih menjadi mahasiswa dulu. Diakui atau tidak memang sebagian besar dari guru tugasnya adalah mengajar. Mengajar, menyampaikan mata pelajaran apa yang menjadi tugasnya. Jarang ditemukan guru yang mampu memberikan dan memasukkan nilai-nilai moral ataupun mendidik siswa menjadi lebih terdidik.

Tak ayal lagi, ketika banyak siswa yang masih terjadi tawuran, bullying, bolos sekolah, dan sebagainya. Bahkan kekerasan yang menurut paradigma lama bisa menjadi "senjata" untuk mendisiplinkan siswa pun masih banyak guru yang melakukannya.

Pernah saya berdiskusi dengan salah seorang pimpinan sebuah lembaga konsultan keuangan, beliau juga konsen di pendidikan. Kata beliau, di Indonesia ini yang bobrok dan perlu diperbaiki adalah moral gurunya dulu. Karena dari gurulah akan lahir murid-murid didikannya. Kalau guru tidak mendidiknya dengan baik, maka seperti itulah produknya. Begitu sebaliknya.

So, bagaimana dengan Anda yang menjadi guru atau bercita-cita menjadi guru? Semoga Anda termasuk guru-guru yang memilih jawaban kelompok kedua.

5 komentar:

wibisono mengatakan...

tujuan dari guru adalah mengajari dari yang belum bisa menjadi bisa..
dari yang salah ke benar, dan dari buruk ke baik...

sungguh besar jasa guru...

Anonim mengatakan...

Jadi ingat Bu Muslimah dan Pak Harfan dalam Film LASKAR PELANGI, potret guru yang sabar dan sukses mendidik siswanya dari tidak bisa menjadi bisa
***

Sudah beberapa hari Shoutmix berakhir begini:


There are some problems processing your current message.

Kindly edit and try again.

Please report your post message to ShoutMix admin if you need any assistance.

Jadinya, tidak bisa kirim pesan ke kawan-kawan blogger. Ada yang bisa bantu?

Anonim mengatakan...

Nice post.... makasih taujihnya.
teringat kata-kata istriku ketika pembagian murid-murid kelas satu SD (istriku guru SD kelas 1).
"seandainya anak-anak yg bodoh(afwan) tadi anak-anak kita, trus gak ada yang mau mengajari gmn? bagaimana perasan kita sebagai orang tua? lihatlah posisi mereka sebagai anak, bukan sebagai guru."

dimasady mengatakan...

guru...
setiap kita diharapkan dapat menjadi guru... walau tidak punya murid... tapi guru bagi pribadi yang selalu butuh pencerahan...

UMJ BERKEMAJUAN mengatakan...

This is a very good post! Just keep updating much useful information

Posting Komentar