Sejak ada pemilihan caleg lalu, saya pun akhirnya mencoba create FB dan FS, karena ada keperluan politik di situ. Mau nggak mau agak terpaksa dikit lah buat. Meski dengan account yang lain, yang hanya sedikit orang yang tahu klo account itu punya saya. Akhirnya pasca pesta itu berakhir, saya pun berinisiatif membuat, dengan harapan bisa menyambung silaturahim dgn kawan-kawan lain, karena ada planning go out from Surabaya. Sampelah sekarang FB saya masih ada.
Masih banyak yang menolak adanya FB dari kawan2 moslem. Dengan alasan Yahudi mine, tidak terlalu bermanfaat, dsb. Bahkan Ponpes Tebu Ireng pun mengeluarkan "fatwa" haram kepada para santrinya untuk menggunakan FB. Pasalnya, santri2nya menggunakan FB untuk pacaran dengan lawan jenis via dunia maya ini. Lain lagi ceritanya, dengan Barack Obama. Yang melarang warga AS untuk memanfaatkan FB. Meski orang no.1 Negeri Paman Sam ini yg memproduksi, namun dia melarang dengan alasan banyak perusahaan mendeteksi dan menelusuri histori seorang calon pelamar dari FB. Apakah pernah kena narkoba atau tidak. Seperti apa kepribadian si calon pelamar, dsb. Lain pula ceritanya dengan "negeri seragam coklat" alias PNS. Adanya pelarangan juga para karyawannya mengakses FB di saat mereka bekerja. Karena alasan tidak produktif/menurunkan tingkat produktivitas bekerja. Begitu juga dengan area kampus-kampus. Banyak kampus yang memblock situs ini di saat jam kuliah berlangsung. Biasanya sampe sore, sekitar jam 16 atau 17. DI atas itu bisa diakses.
MUI (Majelis Ulama Indonesia), terakhir kali yang saya baca, belum/tidak mengeluarkan fatwa haram menggunakan FB. Dengan alasan, masih digantungkan pada pemanfaataanya pada masing-masing orang. Jika untuk kebaikan, dakwah tentu masih batas yang diperbolehkan. Sebaliknya jika untuk keburukan, pacaran, selingkuh, dll tentu akan jadi haram hukumnya.
Sudah banyak orang yang mengetahui, khususnya para aktivis dakwah. Bahwa FB ini siapa yang punya dan siapa yang memproduksi. Tp entah kenapa masih banyak juga yang menggunakan. Bahkan levelnya ustad pun banyak juga yang membuat (meski bukan beliau sendiri yang membuatnya seh..). Termasuk saya sendiri yang juga masih make :) . Entah dan entah, seolah tak alasan, kecuali just for interest, refreshing. Atau bahkan bisa jadikan sarana diskusi, share informasi, dll.
Sebagai orang psikologi, ketika saya melihat comment-comment yang nangkring di dinding halaman (wall) kawan-kawan atau status yang mereka tulis atau keterangan-keterangan lain mengenai dirinya secara persoal, bisa mencerminkan. Siapa dan bagaimana si facebooker ini. Bagaimana kawan-kawannya. Bagaimana ia mengomentari yg lain. bahasanya, kalimatnya, bahkan kepribadiannya bagaimana sekian persen bisa dilihat dari sini. Melankolis, sanguinis, phlegmatis, atau kholeris. Atau kepribadian yang lain pun bisa sedikit banyak dilihat...
Tak salah Obama melarang warganya memanfaatkan FB utk memammpang dirinya. Yah, meski sebenarnya tak masalah lah.. Biar perusahaan tahu si calon karyawan memang perlu diterima atau ditolak saja. Hehehe...
Beberapa minggu lalu, saat kuliah kuantitatif. Dosen saya juga berkomentar, bahwa FB bisa dijadikan ajang untuk cybersex, ajang untuk selingkuh. Bagaimana tidak? orang yang satu baru diajak ngobrol, tidak tahu kan, jka dia juga lagi "mengobral" cintanya dengan yang lain.
Selain itu, renungan buat diri saya juga, ketika membaca tulisannya MH Anggana tentang "Fenomena di Balik Facebook". Saya lagi-lagi tertegun dan berpikir ulang lagi. Memang semuanya adalah sarana/tools tinggal kita saja menggunakan/memanfaatkannya bagaimana. Setelah saya amat-amati, memang benar. Mayoritas, kawan-kawan facebooker menuliskan statusnya di dinding tentang apa yang dia pikirkan, apa yang dia kerjakan, dan apa yang dia inginkan. Dan juga, seperti apa keadaannya. Bahkan rasa-rasa mengeluh, merindu, mencinta, sebel, emosi lainya, bahkan hal yang tabu dan seharusnya bersifat pribadi pun ditulisnya. Bahkan lagi, gambar atau foto-foto mereka dipajang dengan vulgarnya. Dan mohon maaf pula, khususnya bagi para aktivis da'wah. Khususon akhwat. "Kenapa kalian masih saja suka memampang foto kalian secara terbuka di sana?" Apakah tidak cukup berita-berita, kasus akhwat sebuah DPD yang diambil orang, lalu disalahgunakan. Di copy dan diedit dengan Photoshop, lalu ditaruh di gambar wanita lain yang sedang beraksi PORNO?. Saya pun tak habis pikir tentang itu.
Ketika ada seorang kawan ikhwan, berbalik tanya dengan saya. Lalu, kalo gambar ikhwan bagaimana? Saya jawab juga. Bagi saya, seharusnya sama saja. Klo disamarkan atau dimodifikasi samar, bolehlah... Tapi memang lebih rawan perempuan, jika yang dipajang adalah gambar mereka. Bagi beberapa akhwat kawan dekat saya, biasanya saya tegur, jika saya tahu karakteristiknya mau ditegur. Jika mmg karakternya susah dikasih tahu, ya biasanya masih saya diamkan. Cukup dengan "ocehan" saya lewat FB di dinding/wall saya saja.
Tidak ada tema barangkali tulisan saya ini, Hanya sebagai refleksi saya untuk semua. Khususnya diri saya sendiri. Buat apa dan untuk apa, memang diri kita yang bisa menjawabnya. Haram atau halal, atau makruh, saya rasa tergantung penggunaannya juga. So, memang semua dikembalikan pada diri sendiri. Cuman, pesen saya. jangan sering-sering menggambarkan diri di FB tentang hal-hal yang sifatnya pribadi atau bahkan yang jorok, buruk, atau hal yang perlu dijauhi lainnya.
Ada kawan saya seorang maniak facebooker, bahwa kadang tulisan yang sifatnya serius jarang mendatangkan comment. Justru yang nyleneh gitu-gitu, malah banyak yg comment. Secara teoritis, memang benar. Sesuatu yang berbeda, tentu akan terlihat lebih menonjol juga. Lebih mendapat perhatian. Hanya saja, etika, norma, dan perkiraan value itu pun perlu ditimbang-timbang. Kecuali valuenya memag suka yg vulgar-vulgar dan pegen menceritakan about his/her self. About his/her activity, etc. Agar pengen diketahui orang lain. Tp tetaplah hati-hati....
n Then... hati-hati dengan FB. Kiamat tak jauh lagi (bahkan sekarang sudah sering kita melihat fenomena kiamat itu did depan mata kita). Manfaatkan sarana dengan baik. Termasuk saya sendiri :D
(http://www.facebook.com/note.php?created&&suggest¬e_id=180564290188)
3 komentar:
Jazaakallah atas tadzkirahnya.
wah, ga disangka pendapat mbak hampir sama dengan ane. bedanya ane sampe sekarang masih ga mau buat FB dengan status yang masih syubhat menrut ane sekalipun temn2 udah mulai ngece2 bin nggojloki ane, ane tetep bersikukuh karena itu emang dari pemikiran ane....
lha trus, sebenarnya bagaimana hukumnya facebook?
disatu sisi ane pernah berdiskusi agak panas tentang facebook itu. dia bilang FB bisa dijadikan sarana untuk berdakwh.tapi ane ga sepakat.wong penggunaannya aja udah jelas menyakiti hati kaum muslimin yang dibantai ma yahudi, lah ini kok malah bicara tentang dakwah???
so what u`r opinion??
nb:mbak,konsepnya mbak ttg "merancang kembali kuliah" belum terealisasi hehehehe
comment balik. sakjane wis nulis tanggapan baliknya. Tapi krn nulisnya dikampus dan ternyata mosting tulisan blognya ra iso, akhire tak tanggepi di sini aja ya. yen nanti bisa, tak posting tulisanku. Intine, FB itu hanya kendaraan/tools/sarana saja. Sama halnya partai. Partai bisa haram bisa halal. Uang bisa juga begitu. tegrantung penggunaane. Tdk dipugkiri social network seperti FB ini, bagi kebanyakan orang, khsuusnya Indonesia justru dipk buat ajang personal market/personal branding ke lawan jenisnya. Malah bukan utk ajang yg positif. Sejarah pembuatan ini kan (meski Yahudi) berawal dr kampus. Dan penggunaannya pun utk jejaring kampus. Namun, krn banyak yg tertarik dan gabung, akhire diluaskanlah penggunaannya. Ponpes se Jawa-Madura menyatakan haram. Dengan alasan krn penggunaannya utk pacaran, menjalin hub intim dengan lawan jenis. Atau bhs ekstrim dosenku cyber sex atau selingkuh. MUI sendiri pun jg blm menyatakan haram. Mereka pendapatnya kembali pd penggunaannya. Penghasilan FB setahu saya dari iklan yg diklik. Mmg ada yg tdk di klik, ttp bayar. krn masangnya itu. So, semua adalah pilihan, mo make FB atau tdk terserah. Itu kptsan pribadi. tp sy msh lbh suka pk blog kok. cuman sy kepikiran, FB mmg bs dijadikan ajang utk menelisik dan membaca sso, serta utk membuat jejak rekam. hehe.. biasa, orang sosial melihat fenomena kan biasanya begitu....
Posting Komentar