INFO
DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.
SALAH BERDOA
Written By Informasi singkat tentang saya on Sabtu, 07 November 2009 | 15.14
Oleh: Arvan Pradiansyah*)
Seorang pria bermimpi masuk ke sebuah toko baru di pasar, dan terkejut menemukan Tuhan di dalam toko.
"Engkau menjual apa di sini?" ia bertanya
"Apa saja yang menjadi keinginan hatimu," jawab Tuhan.
Hampir tak percaya pada apa yang didengarnya, pria itu memutuskan untuk meminta hal-hal terbaik yang diinginkan seorang manusia.
"Aku minta uang yang banyak, jabatan yang tinggi, istri yang cantik, kawan-kawan yang setia dan kesehatan yang prima," katanya.
Mendengar hal itu, Tuhan pun tersenyum, "Kukira, engkau salah menafsirkan Aku," kata-Nya.
"Kami tidak menjual buah di sini. Yang kami jual adalah benih.”
Pembaca yang budiman, tahukan Anda mengapa Tuhan tidak mengabulkan doa kita? Karena, kita SALAH BERDOA. Ada 3 hal yang membuat doa kita salah. Pertama, karena ketika berdoa kita meminta buah, bukannya benih. Buah adalah akibat, sementara benih adalah sebab. Berdoa yang benar adalah meminta sebab, bukannya akibat.
Kita sering meminta kesuksesan, jabatan, kekayaan dan ketenaran. Padahal, Tuhan tak akan mengabulkan permintaan seperti ini karena bertentangan dengan hukum alam. Bagaimana mungkin Anda akan sukses jika Anda tidak menguasai prinsip-prinsip kesuksesan? Bagaimana mungkin Anda akan mempunyai uang yang banyak bila Anda tidak meningkatkan kemampuan Anda untuk mencari uang? Bagaimana mungkin Anda akan mendapatkan banyak pelanggan kalau Anda tidak menghubungi lebih banyak orang dan meningkatkan kemampuan persuasi Anda? Bagaimana Anda bisa dihargai dan dihormati orang lain kalau Anda tidak meningkatkan kemampuan komunikasi Anda?
Jadi, yang harus kita minta kepada Tuhan adalah "kemampuan kita menghasilkan". Adapun "hasilnya" haruslah kita usahakan sendiri. Karena bukankah dunia malah akan menjadi kacau balau kalau Tuhan mengabulkan doa orang-orang yang sekedar meminta "hasil" ini?. Bukankah pengabulan doa yang meminta hasil seperti ini hanya akan menjerumuskan manusia menjadi orang malas, manja dan bodoh? Padahal nantinya akan banyak manusia yang tidak pernah meningkatkan kemampuannya, tetapi hanya hidup dengan mengandalkan doa?
Yang lebih buruk lagi adalah karena cara seperti ini tidak akan ada lagi perbedaan antara orang yang punya kemampuan dan yang tidak. Kalau doa semacam ini dikabulkan, bukankah dunia justru akan berjalan dengan tidak adil? Bila tidak ada lagi beda antara orang yang kompeten dan yang tidak, bukankah yang terjadi hanyalah kehancuran?
Lagi pula, bukankah sering ketika berdoa kita meminta sesuatu yang juga diminta oleh orang lain padahal yang kita minta itu hanyal ada dalam jumlah yang terbatas? Bayangkan saja, kalau ada 3 kandidat beserta para pengikutnya berdoa untuk jabatan presiden, padahal jabatan presiden itu hanya satu dan ketiga orang tersebut berdoa dengan sangat khusyuk. Doa siapakah yang akan dikabulkan Tuhan? Kalau hanya ada satu orang yang doanya terkabul, hal apakah yang dapat membuat Tuhan mengabulkan doa orang ini dan bukan orang yang lain?
Alasan kedua mengapa doa kita tidak terkabul adalah karena doa tersebut tidak punya tujuan lain selain untuk kepentingan kita sendiri. Anda ingin sukses, tetapi kalau sudah sukses, apa rencana Anda? Anda ingin kaya, tetapi kalau sudah kaya, lantas mau apa? Ini yang masih tidak jelas. Dan karena ketidakjelasan ini, doa kita bertentangan dengan asas manfaat.
Padahal, pengabulan doa kita oleh Tuhan selalu berkaitan dengan asas manfaat. Bukankah Tuhan menjalankan alam semesta ini berdasarkan asas manfaat? Bukankah tidak ada segala sesuatu_sekecil apapun_yang diciptakan Tuhan yang tidak memiliki manfaat?
Karena itu, segala sesuatu yang tidak memberikan manfaat senantiasa bertentangan dengan hukum-hukum Tuhan. Nah, ketika kita berdoa meminta kekayaan dan kesuksesan tanpa renca yang jelas, berarti kita telah gagal menyakinkan Tuhan mengenai manfaat dari apa yang sednag kita minta. Ini tentu saja akan membuat doa kita tidak terkabul.
Pembaca yang budiman, prinsip ini sangatlah penting bagi terkabulnya doa kita. Karena itu, bila sudah menguasai rumus ini, ketika berdoa kepada Tuhan kita harus senantiasa menyertakan rencana kita yang jelas mengenai bagaimana kita akan memanfaatkan segala yang kita peroleh bukan untuk kepentingan kita sendiri, melainkan untuk kepentingan banyak orang
Agar doa kita berhasil, kita harus mampu menyakinkan Tuhan bahwa kita mencari kekayaan karena kita mempunyai rencana untuk orang banyak. Kita ingin menyekolahkan orang lain, membangun sekolah, rumah yatim piatu, dan melakukan berbagai hal bagi kemaslahatan orang banyak. Sayangnya, dalam berdoa sering motif kita hanya untuk kepentingan diri sendiri. Bahkan, untuk diri sendiri pun kita masih tidak mengetahui apa yang akan kita lakukan bila doa kita terkabul.
Alasan ketiga mengapa doa kita tidak terkabul adalah karena kita kerap salah meminta kepada Tuhan. Kita meminta diberikan "ketenangan", padahal kita sedang manghadapi sesuatu yang "bisa kita ubah". Sebaliknya kita meminta diberikan "keberanian", padahal yang sedang kita hadapi itu adalah sesuatu yang "tak bisa kita ubah". Doa semacam ini terbalik, karena itu tidak aneh kalau Tuhan tidak mengabulkannya.
Padahal, ketika menghadapi sesuatu yang "bisa kita ubah", bukankah yang seharusnya kita minta adalah "keberanian"? Dan bukankah ketika menghadapi sesuatu yang "biasa kita ubah", kita justru perlu meminta "ketenangan?"
Pembaca yang budiman, doa adalah alay yang paling mujarab yang telah terbukti keandalannya dari masa ke masa. Doa yang benar senantiasa mengandung kekuatan yang luar biasa karena dengan berdoa kita sedang meminjam kekuatan Yang Maha Kuasa. Bahkan, dengan berdoa kita sebenarnya seda ng berusaha mempengaruhi keputusan Tuhan. Bukankah Tuhan sendiri sudah menjanjikan, "Mintalah kepada-Ku nanti akan Aku kabulkan."?
------------------
*) Penulis best seller The 7 Laws of Happiness
Tulisan diambil dari Majalah SWA edisi 19/XXV/3-13 SEPTEMBER 2009. Dapetnya pas matkul kuantitatif. Thx to Prof Chol.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
6 komentar:
doa yang benar adalah doa nya para nabi n para sahabat n para alim ulama..heheheh..ok
Allah mengetahui apa2 yang baik bagi hambanya...
to all: ini kan cara dakwah ke umum prend. Kan nggak mungkin ke umum dalil2 Al-Qur'an semua dipake. Bisa takut nehh... yah kayak Mario Teguh lah.. dia kan aslinya berdakwah jg. Cuman pake bahasa lain. Toh si bapak penulis ini, jg ada kalimat Allah jg
Ilustrasinya unik. Semoga kita bisa mengambil hikmahnya
saya pikir ini salah satu pendapat saja, ada pendapat lain...Allah bukan penjual kan, dan saya rasa tidak salah juga kalau kita minta 'buah'...kalau emank bisa disebut 'buah'...
salam kenal...
hehe... beliau hanya coba mengilustrasikan dengan bahasa lain dan perumpamaan yg cukup bijak sy kira. Dan kalau dipikir ya memang benar apa yg beliau sampaikan.Bukankah Allah melihat proses kerja kita dan hasil (buahnya) diserahkan Allah? Dan Allah yg akan memberinya?
Posting Komentar