INFO

DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.

Bu Diah...

Written By Informasi singkat tentang saya on Senin, 17 Mei 2010 | 17.22

Bu Diah...
Nama itulah pertama kali kukenal. Entahlah saya sudah lupa siapa ya nama lengkapnya? Sosok seorang istri dan ibu yang penuh perjuangan, tabah, dan sabar. Waktu itu saya berkenalan dengannya, ketika saya masih bekerja di sebuah direktorat pelayanan sosial. Waktu itu, beliau mendatangi kantor kami dengan membawa seorang bayi yang masih genap satu bulan usianya. Dengan nada agak tergopoh-gopoh, dia mencoba untuk menerangkan kedatangan ke kantor kami setelah beberapa lembaga sosial sejenis menolaknya.

Waktu itu, kebetulan saya tengah berada di sana. Maklum sedang bosen di dalam terus. Karena kebetulan kantor kami kecil dan ruanganku pun juga tak kalah sempitnya. Entah kenapa juga, saya terbersit untuk memberikan suatu pertolongan kepadanya. Saya pun lupa sudah, waktu itu kantor sempat memberikan bantuan ataukah tidak untuk proses selanjutnya.

Sempat saya ajak pulang dan sempat saya ajak bercerita. Bu Diah...
Ya itulah namanya, yang nama panjangnya saya tak ingat.

Satu per satu, dia ceritakan semuanya. Mulai dari suaminya yang minggat karena tempat kerjanya terkena Bom Bali waktu itu, dirinya yang mualaf dan diusir dari rumahnya, anak perempuannya yang menikah dengan lelaki Bali yang tak sangat bertentangan dengan dirinya. Rumit dan kompleks. Saya hanya mendengarkan saja keluh kesah dari sang ibu ini. Sesekali saya mencoba untuk menenangkan dirinya untuk tetap bersabar. Dirinya orang Bali asli, yang awalnya memeluk agama Hindu Bali, kini tengah menjadi mualaf. Dirinya benar-benar memasrahkan pada Allah SWT atas segala kehidupan yang dia jalani dengan tetap berusaha dan menguatkan diri agar kuat. Keluarganya sempat mengusir dirinya karena masuknya Islam. Sang sumi sempat melakukan KDRT kepada dirinya, lantaran seperti orang yang kehilangan kesadaran pasca kehilangan pekerjaannya.

Belum lagi anak terakhir, perempuan yang ia harapkan tiba-tiba menikah dengan lelaki Bali yang tak diharapkannya. Bahkan dirinya sebagai ibu kandungnya, tak diperbolehkan untuk melihat dan mendampinginya saat pernikahan berlangsung.

Subhanallah...
Tidak mungkin Allah memberikan ujian melebihi batas kemampuan seorang hamba-Nya.
Kalimat itu yang berulangkali coba saya sampaikan untuk membesarkan hatinya. Saya pun agak bingung, apa yang bisa saya lakukan? Sedang di pangkuan tangannya, ia membawa seorang bayi. Cerita punya cerita, ternyata bayi ini adalah bayi anak dari adik kandungnya. Kekhawatiran sang bayi akan diagamakan Hindu membuatnya mengambil keputusan untuk membawa serta lari si bayi. Kekuatannya yang luar biasa untuk tetap membawanya dalam Islam begitu kuat.

Hanya sedikit bantuan yang diberikan waktu itu dan itupun tidak banyak.

***

Bu Diah...
Entahlah, sekarang dirimu berada...
Terkadang saya berpikir bagaiman keadaan Ibu di sana.

Terlepas dari benar atau bohongnya ibu kepada saya. Tapi feeling saya, ibu tidak bohong dengan semua kondisi itu. Saya ingat benar bayi yang ibu bawa. Ibu lihatkan kepada saya, begitu lucunya. Saya agak lupa siapa namanya. Ibu berjanji suatu saat, anak itu akan ibu bawa dan lihatkan kembali kepada saya.

Mungkin sekarang sudah pandai berjalan, bahkan berlari.

Sore ini, selepas pulang dari kantor. Fleksi saya berdering. Ada nomor asing, tapi tetap saja saya angkat. Mungkin orang kantor.

"Assalamu'alaykum..." tanyanya.
"Wa'alaykumsalam." Jawab saya
Saya pun tak langsung menyapa panjang. Hanya singkat, jawaban salam darinya.
"Mbak Asri.. Ini Bu Diah..." katanya

Langsung saja kusambut dengan hangat, menanyakan kabar dan sebagainya. Dia pun menjawab dengan nada yang bersemangat seperti dulu ketika berbicang-bincang kepada saya. Sekalipun dalam kondisi yang kritis, ketabahan tetap terlihat pada dirinya. Bu Diah menceritakan kondisi dan posisinya sekarang ini.

"Alhamdulillah, suami saya sudah kembali lagi mbak.." bilangnya

Duh, bersyukurnya saya beliau mulai ditemukan kembali buah hatinya, suaminya. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, dia sepat menyampaikan keinginannya untuk tetap di agama Islam dan belajar banyak tentang Islam. Setelah panjang berbicang, akhirnya Insya Allah sabtu esok, kami akan bertemu. Semoga Allah senantiasa memberikan kesabaran, ketabahan, dan rejeki yang tak dikira pada hamba-Nya yang sabar. Mudah-mudahan Allah memberikan petunjuk kepada dirinya dan keluarganya jalan yang lurus, jalan yang Engkau ridhoi, dan bukan jalan yang Engkau murkai. Amiiin.

0 komentar:

Posting Komentar