Setiap apa yang kuhadapi, kelak akan kembali terulang dengan waktu, orang, dan model yang berbeda. Meskipun sebenarnya esensinya sama.
Setiap level ujian yang kita tempu, kelak akan menjadi bekal pelajaran kita di kemudian harinya. Bisa tidaknya kita lulus dalam setiap ujian adalah tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Ujian yang kita anggap sebagai penghalang, dia akan menjadi musuh yang senantiasa mengejar kita.
Ujian yang kita anggap sebagai teman dan sebuah keniscayaan, dia akan menjadi teman akrab bagi hidup kita
Setiap level ujian yang kita lalui, akan mengandung segudang hikmah. Kita akan didewasakan oleh ujian hidup dan konflik yang ada selama kita menyadari bahwa semua pasti akan bisa kita lalui. Karena Allah tidak akan mungkin membebani setiap hamba-Nya.
Sore, kira-kira pukul 16.15 WIB. Aku masih menatap di depan komputer. Mataku terasa lelah sudah. Tidak banyak yang kukerjakan waktu itu. Karena sudah kuselesaikan hari sebelumnya. Kulihat kantor begitu sepi... sepi... Karena 20 orang pada ikut pelatihan semuanya. Hanya beberapa gelintir orang yang ada di kantor.
Waktu terus berjalan, akhirnya aku pun bercakap-cakap dengan salah seorang rekan kerjaku yang sudah menjadi Bapak. Pembicaraan berjalan... berjalan... dan terus berjalan, akhirnya mendekati magrib, kita sudahi. Adzan magrib menggema terdengar dari masjid sebelah. Hanya berjarak dua rumah saja dari kantorku. Karyawan yang lain ternyata kulihat sudha pulang. Tinggallah aku di kantor dan office boy kantor.
Sholat Magrib selesai. Tapi masih ada yang harus kukerjakan malam itu di kantor. Tapi, seperti biasa aku harus membatasi diri, maksimal Isya' aku harus pulang. Tibalah Direktur ke kantor. Ruangannya yang bersebelahan dengan ruangku dan kantor yang mungil, membuatku antara Direktur dan karyawannya dekat. Belum lagi, memang sang Direktur suka tanya-tanya karyawan. Bagaimana anakmu?istrimu?sudah sembuh?gimana skripsimu? dan lain-lain.
Akhirnya kita pun ngobrol. Dari hasil obrolan, akupun berulang kali merenungkan apa yang telah kuobrolkan dan apa yang selama ini telah kulakukan di kantor ini. Belum satu tahun aku bekerja di sini. Tapi subhanallah, aku merasa ada sebuah kepercayaan kepadaku akan amanah yang diberikan. Belum lagi, posisiku cukup strategis terkait dengan SDM. Aku berpikir bahwa apa yang memang baik, aku harus lakukan itu. Kalau aku tidak paham dan bingung atau ada masalah, aku harus terbuka dan men-share-kan pada orang yang tepat termasuk sang Direktur.
Hingga aku pamitan pulang sama Direktur, di perjalanan bahkan sesampainya aku di rumah. AKu berulang kali berpikir. Aku sekarang harus lebih berhati-hati dalam bertindak. Lembagaku adalah lembaga yang akan segera menjadi lembaga yang besar. Aku harus cerdas, aku harus hati-hati dalam melangkah. Bukan jabatan atau uang yang kuutamakan. Akan tetapi bagaimana aku bisa bertindak dengan tepat. Kepercayaan yang sudah diberikan kepadaku menjabat di posisi strategis terkait dengan SDM harus kupertahankan. Apalagi ayahku berpesan, ketika kita sudah dipercayai orang lain, maka jangan sekali-kali kepercayaan itu dikhianati. Itu nasihat bapak yang diberikan kepadaku, entah berapa tahun yang lalu.
Kepercayaan itulah yang menghantarkan aku, belum 6 bulan tepat bekerja sudah ditawarkan untuk bisa tetap bekerja di lembaga ini. Karena saat ini, statusku masih karyawan kontrak. Dan hingga sekarang masih kuberikan jawaban.
Berulang kali aku berpikir, aku sekarang mendapatkan kepercayaan besar di sini. Ruhiyahku yang senantiasa menemaniku di saat aku stress atau tidak. Berulang kali pula aku memohon yang terbaik kepada Allah serta kekuatan kepada-Nya. Berbagai karakter manusia kuhadapi dan kutemukan di sini. Hingga aku merasa bingung, ketika aku berhadapan dan dimintai untuk "membantu menyelesaikan" persoalan di sebuah departemen.
Dengan latar belakangku psikologi, aku berpikir bahwa aku harus mengaplikasikan juga ilmuku di sini. Di saat menangani orang. Kebingunganku dalam mengidentifikasi, apakah orang tersebut benar atau salah atau ada gangguan "something" pada dirinya, masih sulit untuk kideteksi dan kuketahui....
Tidak mudah memang ketika mulai merambah persoalan yang kompleks. Di jalan aku sempat berpikir, ini baru di lembaga yang sekecil ini. Bagaimana para ikhwah yang berada di legislatif atau eksekutif?
Sebuah catatan yang terputus...
INFO
DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar