INFO

DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.

Fokuskan pada kerja, Jangan Citra!

Written By Informasi singkat tentang saya on Minggu, 13 Januari 2008 | 07.32

Citra, citra, dan citra. Isu yang sedang menghangat di tubuh KAMMI setahun lalu. Hingga diadakan sebuah loknas yang saya ingat tanggal 23-25 Agustus 2007 lalu. Di satu sisi, saya cukup memprotes dan tidak sepakat sebenarnya, jika yang kita bidik adalah langsung ke citranya sendiri. Memvorsir energi dan tenaga untuk mencitrakan organisasi agar tampil baik dan layak di publik.

Dengan statusnya saya di KAMMDA Surabaya, saya melihat kondisi di Surabaya seperti apa. Berulang kali saya mempertanyakan, entah di batin saya sendiri, di milis, maupun secara lisan sewaktu diskusi. “Apanya yang mau dicitrakan, lha wong kerja aja nggak ada?” tanyaku. Hal ini sempat disanggah oleh seorang al akh. Bahwa “Ya justru itu, humas harus mendorong kerja departemen atau biro lainnya. Klo nggak gitu lalu apa kerjanya humas?” katanya dalam milis. Ya, tidak salah sih sebenarnya al-akh ini berpendapat seperti itu. Saya, yang merupakan orang humas sendiri kemudian juga beprikir ulang lagi. Bahwa ada benarnya humas menjadi motivator bagi departemen atau biro lainnya. Meski sebenarnya energi yang kita miliki waktu itu belumlah cukup. Karena sejatinya itu adalah tugasnya sekum selaku orang yang memiliki wewenang dalam hubungannya dengan internal.

Teringat profilnya teladan kita, Rasulullah saw. Beliau adalah orang yang cukup tercitrakan dengan baik sekali. Jelas saja, skenarionya adalah dari Allah. Terlepas dari itu semua, kita perlu melihat bahwa sesungguhnya citra agung yang ada pada diri Rasulullah, bukanlah dibuat oleh tim khusus yang statusnya mencitrakan Rasulullah ke publik. Akan tetapi, diri Rasulullah tercitrakan dengan baik, adalah karena sikap, perkataan, dan peirlaku beliau yang agung dan mulia. Sehingga dari inilah citra itu terbentuk dengan sendirinya. Karena secara disadari ataukah tidak, citra tergantung dari apa yang kita kerjakan dan lakukan.

Jangan salah, ketika sudah berusaha untuk membentuk citra organisasi itu bisa dikenal sosial dan solutif, tapi ternyata kerja-kerjanya justru demo saja dan kurang solutif. Ya kita akan kalah dan kewalahan. Karena citra yang direncanakan terkalahkan oleh fakta kinerja di lapangan. Ketika kita sudah menentukan dan menyepakati visi, lalu kita konsisten dengan visi itu, hingga akhirnya mengantarkan pada pembuatan program-program kerja yang sesuai dengan visi itu, saya rasa cukup untuk membentuk citra sebuah organisasi.

Jika memang, program yang ada bisa terlaksanakan dengan baik. Jika tidak, ya kita akan menerima hasil citra itu sendiri. Jangan salahkan pula ketika pertanggungjawaban seorang ketumda ditolak dan dianggap tidak ada kerja oleh para komisariat. Meskipun humas tetap berusaha mencitrakan KAMMDA memiliki kinerja baik misalnya. Tentu di sini akan terjadi hal yang bertentangan, paradoks. Humas akan cenderung bisa terkesan membohongi publik, dan menutup-nutupi kekurangan. Memang tugas humas adalah membentuk citra yang positif, bukan negatif. Tapi, saya pikir tidak baik juga ketika memaksakan mencitrakan positif, sementara fakta di lapangan tidak bicara seperti itu. Fakta di lapangan akan lebih valid menunjukkan dan menggambarkan sebuah citra.

So, kenapa kita harus berpusing-pusing ria untuk mengejar citra? Bukankah kita diminta untuk terus bekerja maka Allah dan Rasul-Nya akan melihat kerja kita? Sok, fokuslah pada kerja, jangan citra!

1 komentar:

Posting Komentar