INFO

DALAM RANGKA TAHUN BARU MASEHI #2012: BLOG SEDANG DIPERMAK ULANG.

Rp 50.000 per orang

Written By Informasi singkat tentang saya on Kamis, 11 November 2010 | 08.19

Saya sangat bersyukur bisa belajar kembali dan memahami lagi orang-orang yang menjadi bagian dari tim saya saat ini. Pengalaman dan karakteristik personal memang berpengaruh. Perilaku merupakan fungsi dari karakteristik personal dan pengaruh lingkungan.

Saya ingin bercerita terkait salah seorang di tim saya. Kebetulan beliau ini paling tua usianya diantara kami dan yang sudah berkeluarga diantara kami juga. Berbekal kapasitas dan waktu serta energi yang dimiliki, ternyata ada tugas yang kawan saya ini merasa tidak mampu untuk menyelesaikan. Deadline sudah di depan mata. Eh, tidak di depan mata lagi ding. Sudah berlalu. Hehe... Alias sudah ditagih-tagih belum juga kelar.

Hingga suatu waktu kawan saya ini mengirim SMS kepada kami, yang intinya (kebetulan SMS-nya sudah saya hapus) adalah meminta bantuan kepada kami untuk membantu menyelesaikan tugasnya. Dan setiap orang akan diberikan uang Rp 50.000. Hehe... kebetulan kami-kami yang menjadi partnernya memiliki sinyal yang sama, yaitu SENYUM dan TIDAK MEMBALAS SMS-nya.

***

Kawan, memang sekarang ini hidup seudah dimatrekan. Semua-mua dikuantifikasikan dengan alasan bisa diukur dan dan divalidasi. Semua-mua ukuran sebuah kesuksesan dilihat dari materi. Seolah tidak ada ruang lagi bagi sebuah keikhlasan, sikap prososial, tanpa pamrih. Kalau begini jadinya, cukup menghina bukan?

Oke, singkat cerita saya pun mendiamkannya. Saya hanya berpikir bahwa kebetulan memang lingkungan kawan saya ini mayoritas adalah dunia materialisme. Kerja harus ada imbalan uang. Seolah tidak ada lemburan yang tanpa uang. Barangkali di benaknya begitu.

***

Saya tertegun dan bersyukur sekali bahwa saya mendapati komunitas yang dapat diajak kerjasama dan diminta bantuan tanpa pamrih. Bahkan untuk sebuah kerja besar pun, tanpa dibayar adalah hal yang menjadi biasa Justru dibayar itu hal yang tidak biasa. Yah, karena value-value lah yang menyatukan. Secara tidak sadar sebenarnya sudah mampu menerapkan teori bahwa reward, reinforcement, kesejahteraan, itu tidak semata-mata dinilai dari materi. Dan masih banyak lagi aspek non-materi yang sesungguhnya tidak bisa kita ukur. Hal ini pun, sempat saya lupakan juga. Hingga saya ingat kembali dan agak malu (kira-kira begitu), ketika salah seorang dosen yang sempat saya ajak diskusi via YM berbilang kepada saya. "Ingat reward itu tidak selalu berupa materi".

2 komentar:

Anonim mengatakan...

pertanyaan juga : bisakah mereka menghargai tanpa dinilai dengan uang?
*bener mbak, teerjadi di lingkungan kita, padahal udah ikhlas2 kok malah ditawarin dengan uang, krn ikhlas takkan bisa terganti hanya dg materi

~ dy ~

Anonim mengatakan...

wow, ditempatku (baca:dikelasku) kok ga ada yg begitu ya... he, padahal yg dah berkeluarga banyak, yg hamil juga ada beberapa, yg punya bayi kecil dan masih menyusui, bahkan ada salah satu teman sudah berputra 4, dimana putra ke 4nya dikandungnya sejak semester 2 lalu, dan baru saja lahir saat kerja praktik semester 3 ini,ketiga kakaknya juga masih kecil2, 2 diantaranya msh balita ditambah 1 bayi yg baru lahir kini (bayangkan betapa repotnya)..... tapi dia sama skali ga pernah minta bantuan temen2 utk menyelesaikan tugas2nya, meski mmg dia sering tampak kesulitan dan lelah. Bahkan dia masih bisa nyambi merintis bisnis buka cafe bersama suaminya, dan dia sendiri berlaku sbg manager cafe tsb. Dan sejauh ini dia masih bisa mengikuti stiap proses belajar dg tuntas.... kami smua salut dg ibu berputra 4 ini. ke 3 putranya terlahir selama ia menyelesaikan S1nya, dan putra ke 4 saat ia melanjutkan studinya di S2.... so coool...

Posting Komentar